Sudah kita
ketahui dengan baik bahwa suatu zat dapat eksis dalam tiga fase berbeda: padat,
cair, dan gas. Perhatikanlah suatu eksperimen di mana sebuah benda padat berada
dalam suatu rangkaian piston-silinder sedemikian rupa, sehingga tekanannya
dijaga pada nilai konstan; kalor ditambahkan ke silinder, sehingga menyebabkan
zat tersebut melewati semua fase yang berbeda. Eksperimen ini ditunjukkan dalam
berbagai tahap dalam Gbr. 2-1. Kita akan mencatat temperatur dan volume
spesifik selama eksperimen dilakukan.
Dimulai dari zat padat pada suatu
temperatur yang rendah, kemudian kalor ditambahkan sampai zat tersebut mulai
mencair. Penambahan kalor lebih lanjut akan mencairkan seluruh zat padat
tersebut, sementara temperaturnya tetap konstan. Setelah seluruh zat padat
tersebut cair, temperatur dari cairan yang dihasilkan akan meningkat lagi
sampai uap mulai terbentuk; keadaan ini disebut keadaan cairan jenuh. Sekali
lagi selama perubahan fase dari cairan menjadi uap, yang seringkali disebut
mendidih, temperatur tetap konstan walaupun kalor ditambahkan. Akhirnya, semua
cairan tersebut menguap dan terjadilah keadaan uap jenuh, setelah itu
temperatur kembali meningkat dengan ditambahkannya kalor. Eksperimen ini
ditunjukkan secara grafis dalam Gbr. 2-2a. Perhatikan bahwa volume spesifik
dari zat padat dan zat cair jauh lebih kecil daripada volume spesifik dari uap.
Skala dalam grafik ini telah dilebih-lebihkan untuk menunjukkan secara lebih
jelas setiap perbedaan yang ada.
Jika eksperimenini
diulangi berkali-kali dengan tekanan yang berbeda-beda, akan diperoleh diagram
T-v yang ditunjukkan dalam Gbr. 2-2b. Pada tekanan-tekanan yang melebihi titik
kritis, tidak ada lagi perbedaan antara cairan dan uap; zat ini disebut sebagai
fluida superkritis. Nilai-nilai properti pada titik kritis untuk berbagai zat
ada di dalam label B-3.
Data yang
diperoleh dalam suatu eksperimen yang nyata dapat digambarkan dalam bidang tiga
dimensi dengan P = P(v,t). Gambar 2-3 menunjukkan sketsa kualitatif dari suatu
zat yang mengerut ketika membeku. Untuk zat yang mengembang ketika membeku,
bidang padat-cair akan berada pada nilai volume spesifik yang lebih kecil
dibandingkan dengan bidang padat. Daerah-daerah di mana terdapat hanya satu
fase dibri nama padat, cair, dan uap. Jika terdapat dua fase secara
bersama-sama daerah-daerah tersebut diberi nama pada-cair (P-C), padat-uap
(P-U), dan cair-uap (C-U). di sepanjang garis tripel, yang merupakan garis
dengan temperatur dan tekanan konstan, ketiga fase eksis bersamaan.
Permukaan
P-v-T dapat diproyeksikan ke bidang P-v, bidang T-v dan bidang P-T, sehingga
memberikan diagram P-v, T-v, dan P-T yang ditunjukkan dalam Gbr. 2-4. Sekali
lagi, grafik-grafik ini sengaja didistorsikan agar berbagai daerah terlihat
dengan jelas. Perhatikan bahwa jika garis tripel dalam Gbr. 2-3 dilihat paralel
trhadap sumbu v, garis tersebut akan terlihat sebagai suatu titik, sehingga
disebut sebagai titik tripel. Garis tekanan konstan terlihat pada diagram T-v
dan garis temperatur konstan terlihat pada diagram P-v.
Dalam
praktek kita terutama tertarik pada situasi-situasi yang melibatkan
daerah-daerah cair, cair-uap, dan uap. Uap jenuh terletak di garis uap jenuh
dan cairan jenuh terletak di garis cairan jenuh. Daerah disebelah kanan dari
garis uap jenuh adalah daerah uap superheat; daerah di sebelah kiri dari garis
cairan jenuh adalah daerah cairan terkompresi (juga disebut daerah cairan super
dingin). Keadaan superkritis dijumpai pada saat tekanan dan temperatur lebih
besar dari nilai-nilai kritisnya.
Sumber: Potter, Merle C dan Somerton, Craig W. 2008. Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar