Dalam studi tentang hukum pertama kita telah menggunakan konsep kesetimbangan dan kita mendefinisikan kesetimbangan, atau kuasi kesetimbangan, yang direferensikan hanya terhadap sistem. Suatu proses reversibel didefinisikan sebagau suatu proses yang, setelah terjadi, dapat dibalik dan tidak menyebabkan perubahan baik sistem tersebut maupun lingkungannya. Perhatikan bahwa definisi untuk suatu proses reversibel mengacu ke sistem dan lingkungannya. Proses ini tentu saja harus kuasi-kesetimbangan; syarat-syarat tambahannya adalah
- Tidak terjadi gesekan di dalam proses
- Perpindahan kalor hanya disebabkan oleh perbedaan temperatur yang sangat kecil (infinistermal)
- TIdak terjadi ekspansi bebas
Percampuran zat-zat berbeda dan pembakaran juga mengarah ke ireversibilitas.
Untuk mengilustrasikan bahwa gesekan membuat suatu proses menjadi ireversibel perhakan sistem balok pada sebuah bidang miring yang ditunjukkan dalam Gbr. 5-6a. Beban ditambahkan sampai balok tersebut terangkat ke posisi yang ditunjukkan dalam bagian (b). Selanjutnya, untuk mengembalikan sistem tersebut ke kondisi awalnya sebagian beban harus dilepas sehingga balok bergeser kembali kebawah,seperti yang ditunjukkan dalam bagian (c). Perhatikan bahwa lingkungan telah mengalami perubahan yang
signifikan; beban-beban yang dilepas harus diangkar, sehingga membutuhkan suatu
masukan usaha. Selainitu, balok dan bidang memiliki temperatur yang lebih
tinggi karena adanya gesekan dan kalor harus dipindahkan ke lingkungan agar
sistem kembali ke kondisi awalnya. Ini akan mengakibatkan perubahan pada
lingkungan. Karena terjadi perubahan pada lingkungan sebagai hasil dari proses
dan proses baliknya, kita menyimpulkan bahwa proses tersebut adalah
ireversibel. Suatu proses reversibel mengharuskan tidak adanya gesekan.
Untuk menunjukkan fakta bahwa perpindahan kalor yang
melewati suatu perbedaan temperatur finit menjadikan suatu proses ireversibel,
perhatikan suatu sistem yang terdiri dari dua balok, satu pada temperatur yang
lebih tinggi dari yang lainnya. Jika kedua balok saling disentuhkan akan
terjadi proses perpindahan kalor; lingkungan tidak terlibat dalamproses ini. Untuk
mengembalikan sistem ke kondisi awalnya, kita harus mendinginkan balok yang
temperaturnya telah naik. Ini membutuhkan masukan usaha, yang diminta oleh
hukum kedua, sehingga menghasilkan perubahan terhadap lingkungan. Jadi,
perpindahan kalor yang melewati suatu perbedaan temperatur finit merupakan
proses ireversibel.
Sebagai contoh ekspansi bebas, perhatikan gas bertekanan
tinggi yang tersimpan di dalam silinder dalam Gbr. 5-7a. Cabut pin dan biarkan
piston bergerak mendadak ke arah panahan yang ditunjukkan. Perhatikan bahwa
satu-satunya usaha yang dilakukan oleh gas terhadap limgkungan adalah untuk
menggerakkan piston melawan tekanan atmosfer. Selanjutnya, untuk membalik
proses ini kita perlu memberikan gaya pada piston. Jika gayanya cukup besar,
kita kita dapat menggerakkan piston keposisi awalnya, yang ditunjukkan dalam
bagian (d). Ini membutuhkan suatu usaha yang cukup besar, yang dipasok oleh
lingkungan. Selain itu, temperatur akan akan meningkat cukup banyak dan kalor
ini harus dipindahkan ke lingkungan untuk mengembalikan temperatur ke nilai
awalnya. Hasil nettonya adalah perubahan yang signifikan pada lingkungan, yang
merupakan konsekuensi dari ireversibilitas. Ekspansi bebas tidak dapat terjadi
dalam suatu proses reversibel.
Sumber: Potter, Merle C dan Somerton, Craig W. 2008. Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta.
nice posting :)
BalasHapus