Senin, 27 April 2015

Entalpi Pembentukan, Entalpi Pembakaran dan Hukum Pertama




Ketika suatu reaksi kimia terjadi, mungkin terjadi perubahan yang cukup besar dalam komposisi kimia dari suatu sistem. Masalah yang diakibatkannya adalah untuk suatu volume kontrol campuran yang keluar berbeda dengan campuran yang masuk. Karena bermacam – macam tabel menggunakan nol-nol yang berbeda untuk entalpi, perlu ditetapkan suatu keadaan referensi standar, yang akan dipilih pada 25oC (77oF) dan 1 atm dan akan dilambangkan dengan superskrip “o”, misalnya ho.
Perhatikan pembakaran H2 dengan O2 yang menghasilkan H2O:
H2 + ½ O2 → H­2O(l)

Jika H2 dan O2 memasuki ruang pembakaran pada 25oC (77oF) dan 1 atm dan H2O(l) meninggalkan ruang tersebut pada 25oC (77oF) dan 1 atm, perpindahan kalor yang terukur adalah -285 830 kJ untuk setiap kmol H2O(l) yang terbentuk, [simbol (l) di belakang senyawa kimia mengimplikasikan fase cairan dan (g) mengimplikasikan fase gas. Jika tidak diberikan simbol apapun, implikasinya adalah gas.] Tanda negatif pada perpindahan kalor berarti bahwa energi keluar dari volume kontrol, seperti yang ditunjukkan secara skematis dalam gambar 13-1.

Hukum pertama yang diaplikasikan pada proses pembakaran dalam suatu volume kontrol adalah
Q = HP - HR
Di mana HP adalah entalpi dari produk – produk pembakaran yang meninggalakan ruang pembakaran dan HR adalah entalpi dari reaktan – reaktan yang masuk. Jika reaktan – reaktannya merupakan elemen – elemen stabil, seperti dalam contoh dalam gambar 13-1, dan prosesnya terjadi pada temperatur konstan dan tekanan konstan, maka perubahan entalpinya disebut entalpi pembentukan, yang dilambangkan dengan hof  positif, yang menandakan bahwa energi dibutuhkan untuk membentuknya (reaksi endotermik); yang lainnya memiliki hof negatif, yang menandakan bahwa energi dilepaskan seketika pembentukan terjadi (reaksi eksotermik).

Entalpi pembentukan adalah perubahan entalpi ketika suatu senyawa terbentuk. Perubahan entalpi ketika suatu senyawa melalui pembakaran tuntas pada temperatur dan tekanan konstan disebut entalpi pembakaran. Jika produk – produknya mengandung air cair, entalpi pembakarannya adalah nilai pemanasan atas (higeher heating value).

Untuk reaksi manapun hukum pertama, yang direpresentasikan oleh Q = HP - HR, dapat diaplikasikan ke suatu volume kontrol. Jika reaktan – reaktan dan prosuk – produknya terdiri dari beberapa komponen, hukum pertama adalah, dengan mengabaikan perubahan – perubahan energi kinetik dan potensial,
 
Di mana Ni merepresentasikan jumlah mol dari zat i. Usahanya seringkali nol, tapi tidak dalam, misalnya turbin pembakaran.
Jika pembakaran terjadi dalam sebuah ruang yang kaku, misalnya, kalorimeter bom, hukum pertama adalah
 

Gambar

Di mana kita telah menggunakan entalpi karena nilai-nilai hof telah ditabulasikan. Karena volume dari cairan maupun zat padat dapat diabaikanjika dibandingkan dengan volume gas, kita menuliskan rumus di atas sebagai berikut
 
Jika Nprod = Nreak, Q untuk volume yang kaku adalah sama dengan Q untuk volume kontrol untuk proses isotermal. Di dalam hubungan – hubungan di atas kita menerapkan salah satu metode berikut untuk memperoleh :
Untuk zat padat atau cairan
Gunakan  
Untuk gas-gas
Metode 1: asumsikan gas ideal dengan kalor spesifik konstan sehingga  
Metode 2: asumsikan gas ideal dan gunakan nilai-nilai tabulasi untuk 
Metode 3: asumsikan perilaku gas non-ideal dan gunakan grafik-grafik umum
Metode 4: gunakan tabel-tabel untuk uap, seperti misalnya tabel-tabel uap superheat


Sumber: Potter, Merle C dan Somerton, Craig W. 2008. Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar