Ketika suatu reaksi
kimia terjadi, mungkin terjadi perubahan yang cukup besar dalam komposisi kimia
dari suatu sistem. Masalah yang diakibatkannya adalah untuk suatu volume
kontrol campuran yang keluar berbeda dengan campuran yang masuk. Karena
bermacam – macam tabel menggunakan nol-nol yang berbeda untuk entalpi, perlu
ditetapkan suatu keadaan referensi standar, yang akan dipilih pada 25oC
(77oF) dan 1 atm dan akan dilambangkan dengan superskrip “o”,
misalnya ho.
Perhatikan pembakaran H2
dengan O2 yang menghasilkan H2O:
H2 + ½ O2
→ H2O(l)
Jika H2 dan
O2 memasuki ruang pembakaran pada 25oC (77oF)
dan 1 atm dan H2O(l) meninggalkan ruang tersebut pada 25oC
(77oF) dan 1 atm, perpindahan kalor yang terukur adalah -285 830 kJ
untuk setiap kmol H2O(l) yang terbentuk, [simbol (l) di belakang
senyawa kimia mengimplikasikan fase cairan dan (g) mengimplikasikan fase gas.
Jika tidak diberikan simbol apapun, implikasinya adalah gas.] Tanda negatif
pada perpindahan kalor berarti bahwa energi keluar dari volume kontrol, seperti
yang ditunjukkan secara skematis dalam gambar 13-1.
Hukum pertama yang
diaplikasikan pada proses pembakaran dalam suatu volume kontrol adalah
Q = HP - HR
Di mana HP
adalah entalpi dari produk – produk
pembakaran yang meninggalakan ruang pembakaran dan HR adalah
entalpi dari reaktan – reaktan yang
masuk. Jika reaktan – reaktannya merupakan elemen – elemen stabil, seperti
dalam contoh dalam gambar 13-1, dan prosesnya terjadi pada temperatur konstan
dan tekanan konstan, maka perubahan entalpinya disebut entalpi pembentukan, yang dilambangkan dengan hof positif, yang menandakan bahwa energi
dibutuhkan untuk membentuknya (reaksi
endotermik); yang lainnya memiliki hof negatif, yang
menandakan bahwa energi dilepaskan seketika pembentukan terjadi (reaksi eksotermik).
Entalpi pembentukan
adalah perubahan entalpi ketika suatu senyawa terbentuk. Perubahan entalpi
ketika suatu senyawa melalui pembakaran tuntas pada temperatur dan tekanan
konstan disebut entalpi pembakaran.
Jika produk – produknya mengandung air cair, entalpi pembakarannya adalah nilai pemanasan atas (higeher heating value).
Untuk reaksi manapun
hukum pertama, yang direpresentasikan oleh Q = HP - HR,
dapat diaplikasikan ke suatu volume kontrol. Jika reaktan – reaktan dan prosuk
– produknya terdiri dari beberapa komponen, hukum pertama adalah, dengan
mengabaikan perubahan – perubahan energi kinetik dan potensial,
Di mana Ni
merepresentasikan jumlah mol dari zat i. Usahanya seringkali nol, tapi tidak
dalam, misalnya turbin pembakaran.
Jika pembakaran terjadi
dalam sebuah ruang yang kaku, misalnya, kalorimeter bom, hukum pertama adalah
Gambar
Di mana kita telah
menggunakan entalpi karena nilai-nilai hof telah
ditabulasikan. Karena volume dari cairan maupun zat padat dapat diabaikanjika
dibandingkan dengan volume gas, kita menuliskan rumus di atas sebagai berikut
Jika Nprod =
Nreak, Q untuk volume yang kaku adalah sama dengan Q untuk volume
kontrol untuk proses isotermal. Di dalam hubungan – hubungan di atas kita
menerapkan salah satu metode berikut untuk memperoleh
:
Untuk
zat padat atau cairan
Gunakan
Untuk
gas-gas
Metode 1: asumsikan gas
ideal dengan kalor spesifik konstan sehingga
Metode 2: asumsikan gas
ideal dan gunakan nilai-nilai tabulasi untuk
Metode 3: asumsikan
perilaku gas non-ideal dan gunakan grafik-grafik umum
Metode 4: gunakan
tabel-tabel untuk uap, seperti misalnya tabel-tabel uap superheat
Sumber: Potter, Merle C dan Somerton, Craig W. 2008. Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar