Untuk zat – zat murni, seperti misalnya uap, entropi telah
dimasukkan sebagai entri dalam tabel – tabel. Di daerah kualitas, entopi diperoleh
dengan menggunakan hubungan
s = sf + xsfg
perhatikan bahwa entropi dari air cair jenuh pada 0oC
secara sembarang diberikan nilai nol. Hanya nilai perubahan entropi yang kita
inginkan; jadi, pemilihan datum sembarang ini tidak penting. Di daerah
superheat nilai perubahan entropi ditabulasikan sebagai fungsi dari temperatur
dan tekanan di samping properti – properti lainnya.
Untuk cairan terkompresi nilai ini dimasukkan sebagai entri
dalam Tabel C-4, tabel cairan terkompresi atau dapat diaproksimasikan dengan
nilai – nilai cairan jenuh sf pada temperatur yang diberikan. Dari tabel
cairan terkompresi pada 10 MPa dan 100oC, s = 1,30 kJ/kg.K, dan dari
tabel uap jenuh pada 100oC, s = 1,31 kJ/kg.K; perbedaan di antara keduanya
tidak signifikan.
Kita terutama tertarik pada diagram temperatur entropi dan
seringkali menggambarkan sketsanya dalam menyelesaikan suatu soal. Suatu diagram
T-s digambarkan dalam gambar 6-2a; untuk uap diagram tersebut pada intinya
simetris terhadap titik kritisnya. Perhatikan bahwa garis – garis tekanan
tinggi di dalam daerah cairan terkompresi tidak dapat dibedakan dengan garis
cairan jenuh. Seringkali sangat berguna memb=visualisasikan suatu proses pada
diagram T-s, karena diagram tersebut mengilustrasikan asumsi-asumsi yang
berkaitan dengan ireversibilitas.
Selain diagram T-s, diagram h-a, yang juga disebut diagram Mollier, seringkali berguna
dalam menyelesaikan jenis-jenis soal tertentu. Bentuk umum dari diagram h-s
digambarkan dalam gambar 6-2b.
Untuk suatu zat padat atau zat cair, perubahan entropi dapat
diperoleh cukup mudah jika kita dapat mengasumsikan bahwa kalor spesifiknya
konstan. Dengan mengasumsikan zat padat atau cair tersebut bersifat
inkompresibel sehingga dv = 0,
T ds = du = C dT
Di mana kita telah menghilangkan subskrip pada kalor spesifik
karena untuk zat-zat padat dan cair
. Nilai-nilai CP
biasanya tertera di dalam tabel-tabel; nilai-nilai ini diasumsikan sama dengan
C. Dengan mengasumsikan kalor spesifik konstan, kita memperoleh
∆s = ∫C dT/T = C ln T2/T1
Jika kalor spesifik merupakan suatu fungsi yang diketahui
dari temperatur, integral ini dapat diselesaikan. Kalor-kalor spesifik untuk
zat-zat padat dan cair diberikan di dalam Tabel B-4.
Sumber: Potter, Merle C dan Somerton, Craig W. 2008. Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar