Di mulai dengan
tinjauan terhadap jenis khusus dari persamaan reaksi kimiawi ini dengan
memperhatikan pembakaran propan dalam suatu lingkungan oksigen murni. Reaksi
kimianya direpresentasikan oleh
C3H8
+ 5O2 →3CO2 + 4H2O
Perhatikan bahwa jumlah
mol dari elemen – elemen di sisi sebelah kiri tidak harus sama dengan jumlah
mol di sisi sebelah kanan. Akan tetapi, jumlah atom dari suatu elemen harus
sama sebelum, sesudah dan selama reaksi kimia berlangsung; tapi mengharuskan
bahwa selama pembakaran terjadi massa dari setiap elemen tetap terjaga.
Dalam menuliskan
persamaan tersebut kita telah menunjukkan bahwa produk – produk hasil reaksinya
telah diketahui. Jika tidak disebutkan kita akan mengasumsikan terjadinya pembakaran tuntas; produ – produk hasil
pembakaran dari suatu bahan bakar hidrokarbom adalah H2O dan CO2.
Pembakaran tak-tuntas menghasilkan
produk – produk yang mengandung H2 CO dan atau OH.
Untuk reaksi kimia
sederhana, seperti C3H8 + 5O2 →3CO2
+ 4H2O , kita langsung dapat menuliskan suatu persamaan kimia
seimbang.
Untuk reaksi – reaksi yang
lebih rumit metode sistematik berikut terbukti berguna:
Jadikan jumlah mol dari
bahan bakar sama dengan 1.
Seimbangkan CO2
dengan jumlah C dari bahan bakar.
Seimbangkan H2O
dengan H dari bahan bakar.
Seimbangkan O2
dari CO2 dan H2O.
Untuk pembakaran propan
kita telah mengasumsikan bahwa prosesnya terjadi dalam lingkungan oksigen
murni. Pada kenyataannya, proses pembakaran semacam itu biasanya terjadi dalam
udara.
Jumlah udara minimum
yang memasok O2 yang cukup untuk pembakaran tuntas dari bahan bakar
disebut sebagai udara teoritis atau udara
stoikiometrik. Ketika pembakaran tuntas tercapai dengan udara teoritis,
produk – produknya tidak mengandung O2. Dalam prakteknya, diketahui
baha jika pembakan tuntas diinginkan jumlah udara yang dipasok harus lebih
besar daripada udara teoritis. Ini disebabkan oleh kinetika kimiawi dan
aktivitas molekular dari reaktan – reaktan dan produk – produknya. Jadi kita
seringkali berbicara dalam istilah persentase
udara teoritis atau persentase udara berlebih,
di mana
% udara teoritis = 100
% + % udara berlebih
Sedikit saja kekurangan
udara akan menghasilkan terbentuknya CO; beberapa hidrokarbon dapat pula
terbentuk akibat kekurangan – kekurangan dalam jumlah banyak.
Parameter yang
menghubungkan jumlah udara yang digunakan dalam proses pembakaran adalah rasio
udara bahan bakar (air-fuel, AF). Kebalikannya
adalah rasio bahan bakar udara (fuel-air, FA). Jadi
Sumber: Potter, Merle C dan Somerton, Craig W. 2008. Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar