Termometer cairan dibuat berdasarkan pada perubahan volume cairan karena adanya perubahan temperatur. Namun karena luas penampang kolom cairan A dipandang tetap, maka perubahan volume cairan dapat diwakili oleh perubahan tinggi kolom cairannya. Ini berarti Thermometric Property-nya adalah panjang atau tinggi kolom cairan, sehingga dapat diperoleh L = L ( T ). Adapun skematis termometer cairan seperti gambar 2.9 berikut.
Pada dasarnya, temperatur untuk termometer cairan seperti gambar 2.9, harga temperaturnya diukur dengan perubahan volume cairan dengan persamaan
T = f (V) . . . . . (2.10)
Jika untuk titik-titik tetap dengan temperatur T1 dan T2 volume cairan masing-masing V1 dan V2, maka interpolasi dan eksptrapolasi linier ditentukan dengan persamaan
T = T1 + {(V – V1) / (V2 – V1)} (T2 – T1) . . . . . (2.11)
Selanjutnya, jika tandon cairan mempunyai volume V0 dan luas penampang tabung halus adalah A, maka volume dapat dinyatakan dengan panjang tabung L di atas tandon cairan dengan persamaan-persamaan berikut.
V1 = V0 + A L1
V2 = V0 + A L2
V = V0 + A L
L = L ( T )
Dengan melakukan substitusi sederhana dapat diperoleh persamaan berikut.
T = T1 + {(L – L1) / (L2 – L1)} (T2 – T1) . . . . . (2.12)
Dengan menggunakan persamaan 2.12 dapat ditentukan harga sembarang temperatur T karena harga L dapat diukur. Tegasnya, ukuran temperatur dapat dilaksanakan dengan mengukur panjang kolom cairan di atas tandon cairan.
Berdasarkan uraian di atas, tulislah dasar teori dan prinsip kerja termometer cairan seperti gambar 2.9 ! Berilah contoh cairan yang biasa digunakan dalam termometer itu ! Berilah contoh keuntungan dan kerugiannya, jika termometer cairan menggunakan air raksa (raksa / Hg) dan alkohol.
Sumber: Hamid, Ahmad Abu. 2007. Diktat Kuliah Termodinamika. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar