Siklus Refrigerasi Gas
Gas
mengalami proses ekspansi isentropik ketika mengalir melalui turbin, sehingga
menghasilkan penurunan temperatur yang cukup besar, sebagaimana ditunjukkan
dalam Gbr. 10-10. Gas dengan temperatur keluar turbin yang rendah dapat
digunakan untuk mendinginkan sebuah ruangan ke temperatur T2 dengan
cara mengekstraksi kalor pada Qin dari ruangan yang didinginkan.
Gambar
10-10 mengilustrasikan siklus refrigerasi tertutup. (Sistem siklus terbuka
digunakan pada pesawat terbang; udara diekstraksi dari atmosfer pada keadaan 2
dan dialiran ke dalam ruang penumpang pada keadaan 1. Ini memberikan udara
segar dan sekaligus pendinginan). Sebuah alat penukar kalor tambahan bisa
digunakan, seperti regenerator dari siklus daya Brayton, untuk memberikan
temperatur keluar turbin yang bahkan lebih rendah lagi. Gas tidak memasuki
proses ekspansi (turbin) pada keadaan 5; melainkan melalui penukar kalor
internal (tidak bertukar kalor denganlingkungan). Ini membuat temperatur dari
gas yang masuk ke turbin menjadi jauh lebih rendah daripada yang ditunjukkan
dalam gambar 10-10. Temperatur T1 setelah ekspansi menjadi sangat
rendah sehingga ada kemungkinan terjadinya pencairan gas. Akan tetapi harus
diperhatikan bahwa koefisien kinerjanya sebenarnya berkurang dengan
ditambahkannya penukar kalor internal.
Untuk
diingat: jika tujuan dari siklus termodinamika adalah untuk mendinginkan
ruangan, kita tidak memberikan definisi efisiensi siklusnya; melainkan kita
memberikan definisi koefisien kinerja:
Di
mana Ẇin = ṁ (wcomp – wturb)
Siklus Ganda
Sebuah
siklus ideal yang memberikan aprokmasi lebih baik terhadap kinerja aktual dari
sebuah mesin penyalaan kompresi adlah siklus ganda, di mana proses pembakaran
dimodelkan dengan dua proses penambahan kalor; satu proses volume konstan dan
satu proses tekanan konstan, seperti ditunjukkan dalam Gbr. 8-11. Efisiensi
termalnya diperoleh dari
Di
mana
Gambar
Jadi,
kita memiliki
Jika kita definisikan rasio tekanan rP = P3 /P2, efisiensi termalnya dapat diekspresikan sebagai
Jika
kita jadikan rP = 1, kita memperoleh efisiensi siklus diesel; jika
kita jadikan rc = rP = 1, kita memperoleh efisiensi
siklus Otto. Jika rP > 1, efisiensi termal akan menjadi lebih
kecil dari efisiensi siklus Otto tapi lebih besar dari efisiensi siklus Diesel.
Sumber: Potter, Merle C dan Somerton, Craig W. 2008. Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar