Mesin
– mesin turbojet pada pesawat – pesawat terbang komersial modern memanfaatkan
siklus turbin gas sebagai basis pengoperasiannnya. Akan tetapi, ketimbang
menghasilkan daya, turbin disesuaikan untuk menghasilkan daya secukupnya untuk
menggerakkan kompresor. Energi yang tersisa digunakan untuk meningkatkan energi
kinetik dari gas-gas buang yang keluar dengan cara menyalurkan gas – gas
tersebut melalui sebuah nozel buang sehingga memberikan gaya dorong pada
pesawat. Dengan mengasumsikan bahwa seluruh udara yang masuk ke mesin melewati
turbin dan keluar melalui nozel buang, seperti yang ditunjukkan dalam Gbr.
8-20, gaya dorong netto pada pesawat yang disebabkan oleh satu mesin adalah
Gaya
dorong = ṁ (V5 – V1)
Di
mana ṁ adalah fluks massa udara yang melewati mesin. Fluks massa bahan bakar
diasumsikan sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Dalam mesin ideal kita
mengasumsikan bahwa tekanan di penampang 1 dan penapang 5 adalah sama besarnya
sengan tekanan atmosfer dan bahwa kecepatan di penampang 1 adalah sama besarnya
dengan kecepatan pesawat.
Gambar
Contoh
:
Sebuah
pesawat turbojet terbang pada kecepatan 300 m/s pada ketinggian 10.000 m. jika
rasio kompresinya adalah 10, temperatur masuk turbin adalah 1000oC
dan fluks massa udara adalah 30 kg/s, hitunglah daya dorong maksimum yang dapat
dicapai oleh mesin ini. Selain itu hitunglah laju konsumsi bahan bakarnya jika
nilai pemanasan dari bahan bakar adalah 8400 kJ/kg.
Penyelesaian:
Temperatur
dan tekanan masuknya diperoleh dari tabel B-1 sebesar (lihat Gbr. 8-20)
T1
= 223,3 K P1 =
0,2615 Po =
26,15 kPa
Temperatur
yang keluar dari kompresor adalah
Karena
turbin menggerakkan kompresor, kedua usaha memiliki nilai yang sama sehingga
CP
(T2 – T1) = CP (T3 – T4) jadi, T3 – T4
= T2 – T1
Karena
T3 = 1273, kita dapat memperoleh T4 sebesar T4
= T3 + T1 – T2 = 1273 + 223,3 – 431,1 = 1065,2
K. sekarang kita dapat menghitung tekanan di pembuangan turbin sebesar, dengan
menggunakan P3 = P2 = 261,5 kPa.
Temperatur
di pembuangan nozel, dengan mengasumsikan ekspansi isentropik, adalah
Persamaan
energi memberikan kita kecepatan keluar V5 = [2CP (T4
– T5)]1/2 = [(2)(1000) (1065,2 – 659,4)]1/2 =
901 m/s, di mana CP = 1000 J/kg.K harus digunakan dalam ekspresi
ini.. sekarang gaya dorong dapat dihitung sebesar
Gaya
dorong = ṁ (V5 – V1) = (30)(901 – 300) = 18.030 N
Ini
merepresentasikan nilai maksimum karena kita menggunakan siklus yang terdiri
dari proses – proses ideal.
Laju
perpindahan kalor di dalam pembakar adalah . Ini mengharuskan fluks massa bahan bakar ṁf
sebesar
8400
ṁf = 25,260 jadi,
ṁf = 3,01 kg/s
Sumber: Potter, Merle C dan Somerton, Craig W. 2008. Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar