Siklus - Siklus Stirling
dan Ericsson
Siklus
– siklus stirling dan ericsson, walaupun tidak banyak digunakan untuk
memodelkan mesin – mesin aktual, dibahas untuk mengilustrasikan penggunaan
efektif dari regenerator, alat
penukar kalor yang menggunakan kalor buang. Suatu diagram skematis ditunjukkan
dalam Gbr. 8-12 perhatikan bahwa untuk proses – proses volume konstan dari
siklus stirling (Gbr. 8-13) dan proses – proses tekanan konstan dari siklus
Ericsson (Gbr. 8-14) perpindahan kalor q2-3 yang dibutuhkan oleh gas
memiliki besar yang sama dengan perpindahan kalor q4-1 yang dibuang
oleh gas.
Ini
mendorong penggunaan sebuah regenerator yangs secara internal di dalam siklus
tersebut akan memindahkan kalor yang tadinya terbuang dari udara selama proses
4→1 ke udara antara proses 2→3. Hasil nettonya adalah bahwa efisiensi termal
dari setiap dari kedua siklus ideal yang ditunjukkan menjadi sama dengan
efisiensi dari siklus Carnot yang beroperasi di antara dua temperatur yang
sama. Hal ini sangat jelas karena perpindahan kalor yang masuk dan keluar dari
setiap siklus terjadi pada temperatur konstan. Jadi efisiensi termalnya adalah
Perhatikan
bahwa perpindahan kalor (energi yang dibeli) yang dibutuhkan untuk turbin dapat
dipaosk dari luar mesin aktual, yang berarti pembakaran eksternal. Mesin
pembakaran eksternal yang demikian memiliki emisi yang terkandung dalam desain
regenerator dan kompresor dan turbin isotermal.
Gambar
Siklus Otto
Keempat
proses yang membentuk siklus ini ditunjukkan dalam diagram T-s dan P-v dalam
Gbr. 8-8. Piston mulai pada keadaan 1 pada BDC dan menekan udara hingga
mencapai TDC pada keadaan 2. Kemudian terjadi pembakaran, menyababkan tekanan
langsung melompat ke keadaan 3 sementara volume tetap konstan (proses
pembakaran ini disimulasikan dengan proses penambahan kalor
kuasi-kesetimbangan). Proses yang terjadi selanjutnya adalah langkah daya
dengan berekspansinya udara (yang mensimulasikan produk – produk pembakaran)
secara isentropik ke keadaan 4. Dalam proses terakhir perpindahan kalor ke
lingkungan terjadi dan siklus tersebut menjadi lengkap. Mesin penyalaan-busi (spark-ignition engine) dimodelkan dengan
siklus Otto.
Efisiensi
termal dari siklus Otto diperoleh dari
Dengan
memperhatikan bahwa kedua proses perpindahan kalor terjadi selama proses volume
konstan, di mana usaha adalah nol, dihasilkan
Di
mana kita telah mengasumsikan setiap kuantitas memiliki nilai positif. Maka
Ini
dapat dituliskan
Untuk
proses isentropik kita memiliki
dan
Gambar
Tapi,
dengan menggunakan V1 = V4 dan V3 = V2,
kita lihat bahwa
Jadi, memberikan efisiensi
termal sebagai
Jadi
kita lihat bahwa efisiensi termal dalam siklus ideal ini hanya bergantung pada
rasio kompresi r; makin tinggi rasio kompresinya makin tiggi efisiensi termalnya.
Sumber: Potter, Merle C dan Somerton, Craig W. 2008. Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar