Mengekstraksi
kalor dari suatu ruang dengan cara mengoperasikan siklus uap, yang mirip dengan
siklus Rankine, secara terbalik. Tentu dibutuhkan masukan usaha dalam
mengoperasikan siklus yang demikian seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 10-1a.
Usaha
dimasukkan oleh sebuah kompresor yang menaikkan takanan, yang berarti menaikkan
temperatur juga melalui proses kompresi isentropik dalam siklus ideal. Fluida kerjanya
(seringkali R134a) kemudian memasuki kondensor di mana kalor diekstraksi,
sehingga menghasilkan cairan jenuh. Kemudian tekanan dikurangi dalam sebuah
proses ekspansi sehingga fluida dapat diuapkan dengan penambahan kalor dari
ruang yang diinginkan.
Siklus
yang paling efisien, siklus carnot, ditunjukkan dalam Gbr. 10-1b. akan tetapi
terdapat dua kekurangan jika siklus semacam itu ingin diterapkan secara aktual.
Pertama, pemberian kompersi pada campuran cairan dan uap seperti yang
ditunjukkan oleh keadaan 1 dalam Gbr. 10-1b adalah hal yang harus dihindari
karena btiran – butiran cairan dapat menyebabkan keausan yang berlebihan;
selain itu, keseimbangan antara fase cairan dan fase uap sangat sulit untuk
dijaga dalam proses yang demikian. Jadi, dalam siklus refrigerasi ideal keadaan
uap jenuh diasumsikan trjadi di akhir proses evaporasi; ini memungkinkan
terbentuknya uap superheat di dalam kompresor, seperti yang ditunjukkan oleh
proses 1-2 dalam Gbr. 10-1c. Kedua, pembuatan alat yang akan digunakan dalam
proses ekspansi yang hampir isentropik (tidak terjadi rugi-rugi) akan menjadi
cukup mahal. Lebih mudah untuk meurunkan tekanan secara ireversibel dengan
menggunakan katup ekspansi yang menggunakan proses pengaturan di mana entalpi
dijaga konstan, seperti ditunjukkan dengangaris putus-putus dalam Gbr. 10-1c.
Gambar
Kinerja
dari siklus refrigerasi, jika digunakan sebagai refrigerator, diukur melalui
Jika
siklus tersebut digunakan sebagai pompa kalor, kinerjanya diukur melalui
Temperatur
– temperatur kondensasi dan evaporasi, yang berarti juga tekanan, ditentukan
oleh situasi tertentu yang memotivasi perancangan unit refrigerasi yang
dimaksud. Sebagai contoh, dalam refrigerator rumah tangga yang dirancang untuk
mendinginkan kotak pembeku ke -18oC (0oF) evaporatornya
harus dirancang untuk beroperasi pada kira-kira -25oC untuk
memungkinkan terjadinya perpindahan kaor antara ruang kotak dan koil-koil
pendingin. Zat refrigeran mengkondensasi dengan cara memindahkan kalor ke udara
yang dijaga pada kira-kira 20oC; akibatnya, untuk memungkinkan
terjadinya perpindahan kalor yang efektif dari koil-koil yang membawa
refrigeran, refrigeran harus dijaga pada temperatur paling tidak 28oC.
ini ditunjukkan dalam Gbr. 10-2.
Gambar
Penyimpangan-penyimpangan
dari siklus refrigerasi uap ideal ditunjukkan pada diagram T-s dalam Gbr.
10-3b. Di antaranya adalah:
- Penurunan tekanan karena gesekan di dalam pipa – pipa penghubung.
- Perpindahan kalor terjadi dari atau ke refrigeran melalui pipa – pipa yang menghubungkan berbagai komponen
- Penurunan tekanan terjadi melalui tabung-tabng kondensor dan evaporator.
- Efek-efek gesekan dan separasi aliran terjadi pada bilah-bilah kompresor.
- Uap yang masuk ke kompresor mungkin sedikit superheat.
- Temperatur cairan yang keluar dari kondensor mungkin lebih rendah daripada temperatur jenuh.
Gambar
Sumber: Potter, Merle C dan Somerton, Craig W. 2008. Termodinamika Teknik. Erlangga: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar